Lebih dari setengah abad Association of Southeast Asian Nations atau disingkat ASEAN terbentuk. Pada tahun 2023, ASEAN telah memasuki usia yang ke-56 tahun. Sayangnya, kebijakan ASEAN terkesan berorientasi pada kepentingan level negara dan mengabaikan level individu. Kesan tersebut datang dari sebuah survei dari The State of Southeast Asia 2023 yang dilakukan oleh Pusat Studi ASEAN di ISEAS-Yusof Ishak Institute.
Survei tersebut menunjukkan fakta mengkhawatirkan dari respon para respondennya yang merupakan warga negara di negara anggota ASEAN. Sebanyak 82,6% responden mengganggap bahwa ASEAN tidak efektif lagi dalam mengikuti perkembangan dunia. Kemudian, sebanyak 46,6% menganggap bahwa ASEAN semakin menjauh dari ranah kepentingan publik. Bahkan, sebanyak 60,7% menganggap bahwa ASEAN berpotensi untuk bubar.
Bentuk kerjasama yang benar-benar dimanfaatkan secara langsung pada level individu relatif terbatas. Salah satu contohnya adalah bebas visa masuk bagi warga negara anggota ASEAN ketika berkunjung di negara-negara ASEAN. Para pemimpin negara anggota ASEAN rasanya perlu merumuskan kebijakan yang manfaatnya dapat langsung dirasakan pada level individu.
Indonesia memegang keketuaan ASEAN tahun 2023. Momentum tersebut adalah saat bagi Indonesia memegang kemudi yang membawa ASEAN tetap relevan dengan perkembangan jaman. Melaui momen bertajuk “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” Indonesia membawa ASEAN untuk memberi perhatian pada masalah ekonomi. Salah satu kebijakan yang diajukan adalah memperkuat konektivitas pembayaran antarnegara ASEAN berbasis digital.
Wujud usulan tersebut adalah QRIS Cross Border (Quick Response Code Indonesia Standard Cross Border). QRIS Cross Border merupakan sebuah infrastruktur pembayaran berbasis kode QR yang dapat menjembatani transaksi antarnegara. Selain menjawab tantangan jaman, QRIS Cross Border adalah langkah awal mewujudkan kerjasama ekonomi antarnegara. Manfaatnya implementasinya dapat langsung dirasakan pada level individu.
Relevansi QRIS Cross Border Kobarkan Kembali Semangat MEA
ASEAN telah merencanakan konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak tahun 2004, lalu mulai dimplementasikan tahun 2015. Tujuan besar dari MEA adalah menjaga stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN, serta diharapkan dapat mengatasi masalah ekonomi yang mungkin terjadi. Sampai saat ini, konsep MEA masih terus dimatangkan. Semangat untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN masih belum pudar, saat ini hadir QRIS Cross Border yang kembali mengobarkan semangat itu.
Implementasi MEA saat ini dapat dimulai dari ranah individu antarnegara. Meskipun MEA merupakan konsep besar, namun pada kenyataannya transaksi antarnegara tidak selalu pada level pedagang atau perusahaan besar. Pelaku UMKM juga dapat menjadi penunjang cita-cita MEA. Langkah kecil itu dimulai dari transaksi pembayaran berbasis digital yang lazim digunakan saat ini.
Berbagai aspek kehidupan saat ini sudah terdigitalisasi, termasuk sistem pembayaran. Sejak diluncurkannya QRIS pada 17 Agustus 2019, merchant QRIS telah mencapai 26,7 juta dengan jumlah pengguna QRIS sebanyak 37 juta per Juni 2023. Data tersebut berdasarkan publikasi Departemen Komunikasi BI yang tanggal 11 September 2023.
Banyaknya pengguna QRIS menunjukkan bahwa pembayaran digital dengan metode scan kode QR telah menjadi gaya hidup masyarakat. Oleh karena itu, hadirnya QRIS Cross Border cukup relevan untuk menjembatani kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, namun dengan level jangkauan yang lebih luas yaitu transaksi antarnegara khususnya di ASEAN.
Bukan tanpa sebab hal tersebut layak dipertimbangkan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara dari ASEAN tahun 2022 mencapai 2 jutaan. Wisatawan asal Malaysia mencapai 1,2 juta kunjungan, kemudian Singapura mencapai 700 ribu kunjungan. Wisatawan Thailand dan Filipina mencapai 120 ribuan, masih ditambah lagi dengan kunjungan dari wisatawan negara ASEAN lainnya.
Perisai Kedaulatan dan Identitas Negara ASEAN dalam QRIS Cross Border
Implementasi QRIS Cross Border telah dimulai sejak tahun 2022. Thailand adalah negara pertama yang menerapkannya karena sudah melalui fase uji coba sejak tahun 2021. Penerapan QRIS Cross Border juga sudah diterapkan di Malaysia pada 8 Mei 2023. Selanjutnya akan disusul oleh Filipina dan Singapura dalam waktu dekat.
QRIS Cross Border adalah kebijakan yang aspek manfaatnya dapat dirasakan langsung pada level individu. Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengunjungi negara-negara ASEAN tidak perlu terlalu banyak menukarkan uangnya dengan mata uang negara tujuan. Demikian pula sebaliknya, warga negara ASEAN yang berkunjung ke Indonesia juga dapat meminimalkan jumlah penukaran Rupiah untuk keperluan transaksi mereka selama di Indonesia.
Efisiensi dan penyederhanaan transaksi pembayaran hadir melalui implementasi QRIS Cross Border. Kini, aktivitas transaksi pembayaran di luar negeri cukup dilakukan dengan scan kode QR. Prosesnya pun relatif praktis karena hanya butuh beberapa langkah yaitu membuka aplikasi pembayaran seperti mobile banking maupun e-wallet, kemudian pindai kode QR, masukkan nominal dalam mata uang negara yang dituju, konfirmasi tujuan dan nominal dalam Rupiah, masukkan pin, kemudian tunggu sampai muncul tanda transaksi selesai.
Mata uang adalah simbol kedaulatan sekaligus identitas suatu negara. Bila dicermati, penggunaan QRIS Cross Border adalah perisai untuk menjaga kedaulatan dan identitas Indonesia. Ketika WNI bepergian ke luar negeri, mereka tetap dapat menggunakan Rupiah sebagai alat pembayaran. Sebaliknya, WNA juga tetap dapat menggunakan mata uang negaranya saat bertransaksi di Indonesia. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa implementasi QRIS Cross Border masih terbatas di ASEAN dan masih terbatas di Thailand, Malaysia, serta Filipina dan Singapura yang segera menyusul proses implementasinya.
Implementasi QRIS Cross Border, Secercah Harapan Bagi Sektor Pariwisata dan UMKM
Penerapan QRIS Cross Border juga membidik manfaat dari dalam negeri khususnya sektor pariwisata dan UMKM. Berdasarkan data dari BPS, kunjungan wisatawan mancanegara dari ASEAN pada tahun 2022 mencapai 2,4 juta kunjungan. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2021 yang hanya berkisar 528 ribu kunjungan. Peningkatan tersebut diharapkan menjadi momentum bangkitnya pariwisata Indonesia setelah dihantam pandemi.
Bangkitnya sektor pariwisata diharapkan menjadi pengungkit bagi sektor lainnya seperti kuliner, perhotelan, transportasi, dan UMKM. Pada umumnya sektor-sektor tersebut saling berkaitan sehingga bila salah satu meningkat yang lain ikut meningkat. QRIS Cross Border menjembatani kemudahan wisatawan mancanegara untuk bertransaksi ketika berwisata di Indonesia. Harapannya, kemudahan bertransaksi mampu membawa produk maupun jasa dari Indonesia dapat diakses secara global, minimal terakses di kawasan ASEAN.
Bukan Sekadar Adu Gengsi, QRIS Cross Border Pertegas Pentingnya Kolaborasi
KTT merupakan agenda rutin dari ASEAN yang sudah terselenggara sebanyak 43 kali. Indonesia sebagai pemegang estafet kepemimpinan ASEAN tahun ini berupaya mempersiapkan momentum tersebut dengan sebaik-baiknya, layaknya tuan rumah yang menjamu tamunya dengan istimewa. Tak tanggung-tanggung KTT ASEAN ke-42 dan 43 sama-sama dilangsungkan di Indonesia.
Suatu kehormatan bagi Indonesia ketika acara bergengsi dikancah internasional diselenggarakan di Indonesia. Meskipun demikian, momentum itu mempertegas bahwa KTT ASEAN bukan sekadar pertemuan adu gengsi tentang pencapaian dan keunggulan masing-masing anggotanya, namun menegaskan pentingnya sebuah kolaborasi. QRIS Cross Border adalah salah satu bentuk kolaborasi yang dibahas dalam acara tersebut, hasilnya pun bisa dinikmati saat ini.
QRIS Cross Border adalah sebuah simbiosis mutualisme antarnegara. Negara-negara yang bekerjasama sama-sama menikmati manfaatnya. Aspek manfaatnya pun tidak hanya berorientasi pada level negara tetapi juga level individu. Harapannya, semakin banyak lagi kolaborasi antarnegara ASEAN yang manfaatnya lebih luas lagi.
Satu QRIS Sejuta Manfaat
Penggunaan QRIS di Indonesia telah menginjak tahun ke-4. Penggunaan QRIS mendorong transaksi yang praktis, efisien, dan dapat diandalkan. Manfaat QRIS yang dirasakan bagi pelanggan maupun merchant sesuai dengan tagline QRIS yaitu “CEMUMUAH” yaitu Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal. Beragam jenis pembayaran saat ini memang dapat dilakukan melalui scan QRIS, mulai transaksi di pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima.
Kini, QRIS tidak hanya menjangkau transaksi secara nasional namun juga internasional. Jangkauan tersebut dimulai dengan menggenggam konektivitas transaksi di ASEAN melalui QRIS Cross Border. Implementasi tersebut sekaligus sebuah keberhasilan Indonesia memegang momentum keketuaan ASEAN sekaligus upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antarnegara ASEAN. Berbagai fakta tentang menguatkan bahwa QRIS adalah kode QR dengan sejuta manfaat atau dapat dikatakan “QRISnya satu, menangnya banyak.”
Artikel ini merupakan bagian dari acara BI Digital Content Competition dan saya sebagai penulis merupakan participant of BI Digital Content Competition 2023.